Oleh : Dudung Nurullah Koswara
(Praktisi Pendidikan)
Dalam kisah agama Islam ada seseorang masuk Surga karena menyingkirkan duri dari jalanan. Ketika seseorang berbuat baik untuk keselamatan orang lain maka Ia berbalas Surga.
Zaman Nabi Muhammad SAW bisa jadi mayoritas orang tak memakai alas kaki, apalagi sepatu. Zaman Nabi Muhammad pun tidak ada plastik. Zaman masih jauh dari moderen dan industri plastik.
Kini di zaman moderen identik dengan zaman plastik. Plus identik semua manusia pakai sendal atau sepatu. Hampir sulit kita menemukan duri di jalan.
Namun zaman ini duri itu berubah dalam bentuk benda yang menusuk mata, duri pada mata. Membuat mampet selokan, membahayakan bisa banjir. Membahayakan bagi tanah, tak bisa diurai.
Duri zaman nabi identik plastik zaman sekarang. Jadi siapa saja yang membiarkan sampah plastik berada di jalanan dan bahkan membuang sembarangan, Ia bukan ahli Surga.
Sebaliknya siapa yang "menyingkirkan" plastik dengan bijak pada tempatnya atau di daur ulang, maka Ia secara substantif mengamalkan ajaran Nabi Muhammad , maka Ia adalah ahli Surga.
Sahabat pembaca mari kita cerdas untuk "ber_ekoteologi". Kita bukan simpanse yang akan membiarkan plastik berserakan dan mencemari ekologi kita. Kita versi Prof. Noah Harari beda dengan simpanse. Punya adab dan imajinasi positif.
EN
ID
0 Komentar
Untuk mengirimkan komentar silakan login terlebih dahulu!